Daerah  

Miris !! Kisah Pasutri Kakek Nenek di Mondokan , Tinggal di Gubug Bekas Pakan Ternak, Untuk Bertahan Hidup Jadi Pencari Rongsokan

Sragen|Mediacakranews.com-Memprihatinkan kondisi yang dialami pasangan suami istri (pasutri) Wagimin (60) dan Sarmi (55) warga Ngunut RT 5 Desa Trombol Kecamatan Mondokan Sragen, mereka tinggal rumah bekas tepat pakan ternak sapi yang berukuran 4 x 6 meter.

Kondisi rumah rumah mereka sangat sederhana, berdindingkan anyaman bambu, tampak idi didalam rumah kain spanduk bekas menjadi pembatas antara tempat tidur dengan ruang tamu, tak hanya itu saja, dapur tempat memasak pun menjadi satu didalam rumah tersebut.

Kondisi tersebut dialaminya semenjak satu terakhir setelah rumah dan tanah yang ia miliki sebelumnya di jual untuk biaya berobat anaknya yang mengalami penyakit cacat semenjak kecil.

“Tanah dan rumah yang sebelumnya habis untuk berobat anak saya yang sakit selama bertahun tahun,” tutur Wagimin, Senin (5/8/2024).

Ia mengatakan, meskipun harta bendanya dipergunakan untuk berobat rutin, namun anaknya tidak juga kunjung disembuh bahkan ankanya sidah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu, Namun Waginin bersama istrinya nampak tegar tidak menyesalinya.

“Semua sudah takdir, apapun harus diterima. Mungkin memang jalannya seperti itu,” paparnya.

Sarmi istri Wagimin bersukur masih ada warga yang peduli dengan keadaan mereka, salah satunya adalah Sugiyanto Kepala Desa setempat, Harta yang ia miliki yang tersisa hanya sebuah gubug tempat pakan ternak sapi yang mereka miliki.

” Yang kami miliki hanya gubug tempat damen (pakan ternak), untung ada pak lurah yang baik hati mengizinkan tanah pribadinya untuk didirikan rumah,” ungkapnya.

Sarmi mengaku, dirinya terpaksa menjadi pencari sampah botol plastik, kardus bekas dan barang sampah lainnya yang bisa dijual untuk bertahan hidup, sedangkan sang suami hanya bekerja sebagai buruh tani saja.

” Untuk bertahan hidup saya cari rosok, dan bapak bekerja srabutan sebagai buruh tani, kalau ada yang butuh tenaga bapak baru bisa dapat uang,” terangnya.

Dikatakan Sarmi, untuk kebutuhan makan keseharian mereka semenjak menempati rumahnya itu, dirinya mengaku ada beberapa warga sekitar yang masih pwduli terhadap mereka dengan membantu memberikan bahan pangan seperti beras dan yang lainnya.

Terpisah, Kepala desa Trombol Sugiyanto saat dikonfirmasi membenarkan bahwa Wagimin merupakan salah satu warganya, pihaknya mengatakan, sudah memberikan izin kepada Waginin untuk mendirikan rumah seadanya di tanah pekarangan milik pribadinya.

“Mbah Waginin mendirikan rumah sejak satu tahun yang lalu,” ucapnya.

Sebagai Kades pihaknya sudah melakukan yang terbaik untuk mereka, selain mengizinkan tanah pribadinya untuk ditempati Sugiyanto juga sering memberikan bahan pangan berupa beras kepada pasutri tersebut, termasuk juga pemasangan saluran pipa PDAM secara gratis.

“Terkadang warga sekitar juga memberikan bantuan, beberapa waktu yang lalu juga sudah kita upayakan pemasangan jaringan PDAM gratis,” ungkapnya.

Sugiyanto menyebutkan terkait kondisi rumah Waginin saat ini, pihaknya merasa jika rumah itu belum nyaman untuk ditempati, sementara untuk pengajuan bantuan bedah rumah atau RTLH sendiri, rumah wagiman belum memenuhi persyaratan. Sebab tanah yang ia tempati bukan hak milik Wagimin sendiri.

“Bingung juga, mau diajukan bantuan bedah rumah tetapi belum memenuhi syarat, terpaksa selama ini hanya dibantu secara pribadi saja,” tandasnya.

(Kin / Suparno).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *