KAJEN|Mediacakranews.com- Sebagai salah satu upaya percepatan penurunan stunting, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pekalongan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) menggelar Sosialiasi Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) Holistik Integratif (HI), Rabu (23/10/2024), di Gedung Sanggar Pramuka Koordinator Wilayah (Korwil) Kajen.
Sosialisasi diikuti OPD terkait di lingkungan Pemkab Pekalongan, penilik dan pengawas dari 19 koordinator wilayah Dindikbud Kabupaten Pekalongan.
Didin Nasrudin, SH, M.Si dalam sambutan mewakili Kepala Dindikbud, Kholid, S.Pd, menurunkan angka stunting. Kondisi stunting Kabupaten Pekalongan masih cukup tinggi, yaitu 28,60 persen. Angka tersebut masih lebih tinggi dari stunting Provinsi Jawa Tengah. “Ini menjadi keprihatinan kita bersama. Pertemuan kali ini merupakan salah satu upaya untuk menurunkan stunting, juga meningkatkan cakupan PAUD Holistik,” ungkap Didin.
Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal Informal (PAUDNI) Dindikbud Kabupaten Pekalongan, Yakub Ali Roja’i, S.Pd, M.Pd dalam kesempatan tersebut menyampaikan materi “Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif sebagai Strategi Percepatan Penurunan Stunting”.
Dalam materinya, Yakub menyampaikan bahwa PAUD yang berkualitas adalah PAUD yang aman dan nyaman bagi peserta didiknya. Menurutnya, PAUD berkualitas juga mendukung penurunan stunting.
Menurut Yakub, Satuan PAUD berperan dalam percepatan penurunan stunting. “Satuan Pendidikan Anak Usia Dini berkontribusi melalui pendidikan dengan memberikan stimulasi seluruh aspek tumbuh kembang anak. PAUD berkualitas mendukung percepatan penurunan stunting,” jelasnya.
Dijelaskannya, Pengembangan Anak Usia Dini adalah kondisi di mana semua unit bekerjasama sehingga anak 0-6 tahun mendapatkan layanan yang holistik. “Anak usia 0-6 tahun masuk PAUD sehingga mendapatkan stimulasi (kognitif, bahasa sosio-emosional, fisik motorik dan agama-moral) yang diperlukan, orang tua/wali anak usia dini ikut kelas orangtua sehingga memahami kebutuhan esensial anak usia dini (gizi, kesehatan, pendidikan, dan perlindungan) dan memahami pentingnya memiliki fasilitas sanitasi bersih, pembiasaan cuci tangan, menjaga kebersihan, menguatkan pemahaman anak mengenai hidup bersih dan sehat dalam kegiatan pembelajaran, fasilitas sanitasi dan air bersih di satuan PAUD,” ujarnya.
Kasi PAUD, Rose Diana Soeroto, S.Pi dalam kegiatan tersebut menyampaikan materi “PAUD Berkualitas dan 8 Indikator Layanan Esensial yang perlu Dipenuhi oleh Satuan PAUD”
Delapan Indikator Layanan Esensial tersebut yaitu kelas orang tua sebagai wahana untuk berbagi informasi mengenai kebutuhan esensial anak (intervensi gizi-sensitif), pemantauan pertumbuhan anak (tinggi/berat badan dan lingkar kepala), pemantauan perkembangan anak, berkoordinasi dengan unit lain terkait pemenuhan gizi dan Kesehatan, menerapkan PHBS melalui pembiasaan, memberikan PMT dan/atau makanan bergizi secara berkala (minimal 3 bulan sekali), memantau kepemilikan identitas (NIK) peserta didik, ketersediaan fasilitas sanitasi dan air bersih (minimal, menggunakan material sederhana dan ada air mengalir).
Satuan PAUD berkualitas memiliki minimal 6 dari 8 indikator tersebut dan Satuan memutakhirkan data pokok pendidikan (Dapodik) secara berkala, sehingga target Perpres Perpres 72/21 tentang Percepatan Penurunan Stunting, yaitu Persentase Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang mengembangkan Pendidikan/ Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif sebesar 70% di 2024. Yang menjadi penanggung jawab dalam hal ini, yaitu Pemerintah Kabupaten/ Kota dengan dukungan dari Kemendikbudristek.
“Dinas Pendidikan dapat berkoordinasi dengan OPD lain untuk mendukung satuan PAUD yang ada mencapai target dan mendukung seluruh desa memiliki PAUD,” ujar Rose.
(Cakra)
Sosialisasi diakhiri dengan penandatanganan komitmen bersama terkait PAUD Holistik Integratif , ( cakra )